Menu

Tahun Baru Ke Candi Borobudur Boro-Boro Lihat Candi

Kemegahan Candi Borobudur tidak bisa disangkal lagi. Candi yang bercorak Hindu – Budha ini menjadi salah satu ikon wisata Yogyakarta walaupun secara Administratif berlokasi di Kabupaten Magelang. Karena segala kemegehan dan kepopuleran Candi Borobudur tidak lengkap rasanya jalan-jalan ke Yogyakarta kalau tidak mengunjungi bangunan bersejarah yang punya nilai kebudayaan ini.

Karena saat liburan ke Yogyakarta bertepatan dengan Tahun Baru, dan menurut beberapa teman, Jogja akan padat dan ramai di malam tahun baru, maka kita putuskan untuk kabur ke Magelang. Selain juga karena punya rencana untuk ke Candi Borobudur di Tahun Baru.

Candi Borobudur di sore hari pertama tahun baru 2015
Candi Borobudur di sore hari pertama tahun baru 2015

Menuju Candi Borobudur

Di Magelang kita menginap di Hotel Sriti. Hotel kecil namun dengan pelayanan yang memuaskan. Jarak dari hotel ini ke Candi Borobudur sekitar 20 km. Dari Hotel, Kalau dihitung waktu tempuh ke Borobudur dengan kondisi jalan yang tidak terlalu padat memakan waktu kurang lebih 20 – 30 menit. Diputuskanlah untuk menggunakan Taxi mengantar. Biayanya kalau tidak salah hampir Rp 200ribu, tapi saya yakin sopir tidak jujur dengan membawa lewat jalan yang memutar.

Mendekati pintu masuk Candi pandangan sudah mulai terganggu dengan Antrian Mobil. Antrian yang mengular sepanjang hampir 1 km memakan waktu hampir 30 menit untuk mencapai pintu masuk utama Candi. Memang bisa saja kita turun dan berjalan kaki tapi karena tidak tau yang sudah terusin saja.

Gini Toh Tahun Baru Di Candi Borobudur

Dari pintu masuk kerumunan manusia sudah sudah mulai terlihat jelas. Bahkan untuk beli tiket masuk saja Antriannya sudah panjang. Belum lagi antrian yang semrawut bikin makin tidak betah. Akhirnya dapat juga tiket masuk. Perasaan mulai ga enak, benar saja setelah melewati pintu masuk lautan manusia sudah mengerumun dan terserak dimana-dimana.

Dari gerbang tiket masuk, sudah bisa dilihat padatnya tangga yang menuju ke Candi Borobudur. Warna-warni baju manusia seperti ornamen abstrak yang tidak sengaja dipasang sebagai asesoris candi. Bahkan tangga naikpun tidak lagi terlihat saking ramainya pengunjung.

Nunggu Sepi Nonton Sejarah Borobudur Dulu

Ruang audio visual yang dipakai untuk pemutaran film sejarah Candi Borobudur
Ruang audio visual yang dipakai untuk pemutaran film sejarah Candi Borobudur

Karena membaca kondisi saat itu, akhirnya untuk menunggu pengunjung agak sepi kita pilih nonton dulu Sejarah Candi Borobudur. Film yang ini diputar di ruang khusus Audio Visual dengan membayar tiket Rp 5000 dapat karcis dan langsung bisa menonton.

Pemutaran film kalau tidak salah selama 30 menit, lumayan buat istirahat sekalian belajar sejarah borobudur. Karena film sejarah Borobudur ini berdurasi sekitar 30 menit, maka jadwal pemutaran juga dilakukan setiap 30 menit.

Nekat Naik Berdesakan di Tangga

Ramainya tangga menuju pelataran Candi Borobudur.
Ramainya tangga menuju pelataran Candi Borobudur.

Selesai nonton harap-harap cemas, masih ramai atau tidak. Bukannya makin sepi, ternyata pengunjung makin ramai. Mau tidak mau, sedikit agak malas tapi naik juga. Ramainya memang luar biasa, di tangga menuju pelataran Candi saja bisa 15 menit baru sampai di pelataran Candi.

Masalah baru muncul, bagaiman mau mengelilingi Candi kalau orangnya seramai ini. Jawabnya ya tidak bisa dan tidak nyaman. Akhirnya kita tidak jadi naik ke Candi, cukup berdesakan memandang Candi dari Pelataran, sambil foto-foto formalitas.

Jalur Informal Turun Candi, Lewat Semak Belukar

Antrian turun tangga sangat padat dan butuh beberapa menit berdesakan untuk bisa turun.
Antrian turun tangga sangat padat dan butuh beberapa menit berdesakan untuk bisa turun.

Udah bosan dan bingung mau ngapain lagi, turun sajalah dan pulang. PR lagi mau turunpun susahnya minta ampun. Hampir 10 menit antrian turun sama sekali tidak bergerak. Akhirnya karena sudah terlalu lama, ambil jalan pintas turun melalui semak rumput di sebelah tangga turun.

Ini hal yang salah dan jangan diikuti. Saya juga waktu itu harap-harap cemas, takut dimarahi satpan yang banyak berjaga. Tapi nekat ajalah kalaupun dimarahi ya minta maaf dan kasi alasan yang rasional. Ternyata Pak Satpam juga mungkin memahami kondisi berdesakan itu. Setelah menyusur menuju pintu keluar bawah malah dibantuin sama Satpam. Okelah Pak Satpam tengkiu very mace.

Lantas Ngapain Aja di Borodur?

Kalau ditanya ngapain di Borodur pas Tahun Baru, bisa dibilang tidak ngapa-ngapain. Melihat keramaian orang di Candi. Hal yang paling oke, tentu saja nonton Audio Visual sejarah Borobudur. Jadi lebih paham, ternyata kalau mau mengelilingi candi bagusnya dimulai dari mana. Maksud stupa-stupa itu apa, dan apa sebenarnya cerita di ukiran-ukiran di dinding Candi Borobudur.

Pas ke Borobudur tahun baru ini juga sempat mengunjungi museum kapal Borobudur. Jangan salah kapal yang dipajang bukan kapal berukuran kecil atau miniatur. Tapi kapal besar tepat ditengah museum. Memang ada juga kapal-kapal dalam bentuk miniatur serta sejarah dari kapal-kapal yang dipajang di museum. Lumayan buat mengusir kekecewaan karena tidak bisa berkeliling candi.

Salah datu kapal yang dipajang di Museum Kapal Borobudur.
Salah datu kapal yang dipajang di Museum Kapal Borobudur.

Tidak hanya kapal, semua perlengkapan melaut juga bisa disaksikan. Mulai dari jaring, jangkar, sampai peralatan masak seperti kompor dan perlatan makan juga ada.

Pelajaran juga, kalau Tahun Baru sepertinya kunjungan ke Candi Borobudur agaknya perlu dihindari. Karena kita sama sekali tidak bisa menikmati Candi dan melihat langsung dari dekat keunikan Borobudur.

Tapi kalau suka yang ramai dan melihat kekacuan menjadi kelucuan tanggal 1 Januari adalah waktu yang tepat. Ibu-ibu yang teriak-teriak kelihangan sendal, anak-anak yang teriak nyari emaknya, abg-abg yang pada selfie dikerumunan antrian, wah pokoknya banyaklah. Lumayan terhibur juga walaupun tidak dapat melihat Candi Borobudur secara jelas.

Balik Ke Hotel

Karena bingung mau ngapain lagi, akhirnya kita jalan keluar untuk pulang ke Hotel di Magelang. Borobudur itu luas sekali, dan pintunya pun banyak. Karena kondisi yang ramai kita ikut aja rombongan orang yang mau keluar. Ternyata bingung juga, pintu masuk sama keluar beda. Kebetulan ada tunkang becak, langsung panggil dan minta antar ke tempat angkot ngetem. Bayar Rp 15.000, murah dan santai langsung diantar sampai pintu angkot. Naik angkot langsung ke Magelang.

Buat yang mau ke Borobudur dari Magelang, sebenarnya ada angkot yang langsung. Tapi karena awalnya kita tidak tau jadinya naik taxi. Naik taxi saya tidak rekomen, lebih enak naik angkot. Wuih pemandangan sawahnya bener-bener manjain mata.

Angkot dari Borobudur ke Magelang kurang tau rute akhirnya dimana, tapi yang jelas waktu itu kita turun di perempatan Hotel Artos. Dari situ sudah banyak angkot, dan taxi yang siap mengantar ke Hotel Sriti. Ojek juga kayaknya ada.

Bagikan ke:

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *